Minggu, 29 Maret 2015

Psikoterapi: TUGAS 1 MINGGU KE 2

Perbedaan Psikoterapi dan Konseling

Menurut Mowrer (1953) konseling adalah usaha untuk mengatasi pasien yang mengalami kecemasan biasa. Sedangkan psikoterapi berusaha untuk mengatasi pasien yang mengalami neurosis-kecemasan.

Tyler (1961) mengatakan bahwa konseling berhubungan dengan proses bantuan terhadap klien agar menumbuhkan identitas, sedangkan psikoterapi melakukan perubahan pada struktur dasar perkembangannya.

Blocher (1966) membedakan konseling dan psikoterapi dengan melihat pada tujuannya, yaitu
•Pada konseling: developmental – educative – preventive
•Pada psikoterapi : remediative – adjustive -therapeutic

Bentuk bentuk utama dari terapi

1.Terapi Supportive
Bertujuan untuk memperkuat perilaku penyesuaian diri klien yang sudah baik, memberi dukungan psikologis dan menghindari diri dari usaha untuk menggali apa yang ada dalam alam bawah sadar klien. Alasan penghindaran karena kalau akan “dibongkar” ketidaksadarannya, klien ini mungkin akan menjadi lebih parah dalam penyesuaian dirinya. Psikoterapi suportif biasanya dilakukan untuk memberikan dukungan pada klien untuk tetap bertahan menghadapi kesulitannya.

2.Terapi reeducative
Bertujuan untuk mengubah pikiran atau perasaan klien agar ia dapat berfungsi lebih efektif. Terapis mengajak klien atau pasien untuk mengkaji ulang keyakinan klien, mendidik kembali agar ia dapat menyesuaikan diri lebih baik setelah mempunyai pemahaman yang baru atas persoalannya. Terapis tidak hanya membatasi diri membahas kesadaran saja, namun juga tidak terlalu menggali ketidaksadaran. Psikoterapi jenis reedukatif ini biasanya yang terjadi dalam konseling.

3.Terapi Reconstructive
Bertujuan untuk mengubah seluruh kepribadian pasien/klien, dengan menggali ketidaksadaran klien, menganalisis mekanisme defensif yang patologis, memberi pemahaman akan adanya proses-proses tak sadar dan seterusnya. Psikoterapi jenis ini berkaitan dengan pendekatan psikoanalisis dan biasanya berlangsung intensif dalam waktu yang sangat lama.

Sumber :
Prof. Dr. Singgih D.Gunarsa, Konseling dan Psikoterapi. 2004. Jakarta: PT BPK Gunung Mulia.
Markam, S.L.S., Sumarmo. (2007). Pengantar Psikologi Klinis. Jakarta: Penerbit Universitas Indonesia (UI-Press)

Jumat, 20 Maret 2015

TUGAS 1 PSIKOTERAPI, MINGGU KE 1

Pengertian Psikoterapi

1.Watson & Morse (1977)
Psikoterapi adalah bentuk khusus dari interaksi antara dua orang, yaitu pasien dan terapis, dimana pasien memulai interaksi karena ia mencari bantuan psikologik dan terapis menyusun interaksi dengan mempergunakan dasar psikologik untuk membantu pasien meningkatkan kemampuan mengendalikan diri dalam kehidupannya dengan mengubah pikiran, perasaan, dan tindakannya.

2.Corsini (1989)
Psikoterapi adalah proses formal antara dua pihak, setiap pihak biasanya terdiri dari satu orang, tetapi ada kemungkinan terdiri dari dua orang atau lebih pada setiap pihak, dengan tujuan memperbaiki keadaan yang tidak menyenangkan (distress) pada salah satu dari kedua pihak karena ketidakmampuan atau malafungsi pada salah satu dari bidang-bidang berikut:

-Fungsi kognitif (kelainan pada fungsi berpikir)
-Fungsi afektif (penderitaan atau kehidupan emosi yang tidak menyenangkan)
-Fungsi perilaku (ketidaktepatan perilaku)

Dari beberapa pengertian diatas, dapat saya simpul kan bahwa psikoterapi adalah proses berinteraksi antara dua pihak yang bertujuan untuk menyembuhkan, menangani, memperbaiki, dan menyelesaikan masalah-masalah yang terjadi yang berkaitan dengan pikiran, perasaan, dan perilaku seseorang.
Tujuan dan Unsur-Unsur Psikoterapi

Tujuan Psikoterapi :
-Dengan pendekatan psikodinamik menurut Ivey, et al (1987) : Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang sadar. Kepribadiannya direkonstruksi terhadap kejadian-kejadian yang sudah lewat dan menyusun sintesis yang baru dari konflik yang lama.
-Dengan pendekatan psikoanalisis menurut Corey (1991) : Membuat sesuatu yang tidak sadar menjadi sesuatu yang sadar. Klien dibantu untuk menghidupkan pengalaman yang sudah lewat dan bekerja melalui konflik yang ditekan melalui pemahaman intelektual.
-Dengan pendekatan Rogerian, terpusat pada pribadi, menurut Ivey, et al (1987) : Untuk memberikan jalan terhadap potensi yang dimiliki seseorang menemukan sendiri arahnya secara wajar dan menemukan dirinya sendiri yang nyata atau yang ideal dan mengeksplorasi emosi yang majemuk serta memberi jalan bagi pertumbuhan dirinya yang unik. Psikoterapi memberi jalan kepada klien untuk menemukan potensi-potensi terpendam yang ada di dalam diri klien.
Correy (1991) : Untuk memberikan suasana aman, bebas, agar klien mengeksplorasi diri dengan enak, sehingga ia bisa mengenali hal-hal yang mencegah pertumbuhannya dan bisa mengalami aspek-aspek pada dirinya yang sebelumnya ditolak atau terhambat. Psikoterapi menciptakan suasana yang kondusif agar klien bisa mengeksplorasi diri dengan baik.
-Dengan pendekatan Behavioristik, menurut Ivey, et al (1987) : Untuk menghilangkan kesalahan dalam belajar dan berperilaku dan untuk mengganti dengan pola-pola perilaku yang lebih bisa disesuaikan. Psikoterapi menghilangkan kesalahan dalam belajar dan menggantikan dengan yang benar.
-Dengan Teknik Gestalt, menurut Ivey, et al (1987) : Agar seseorang lebih menyadari mengenai kehidupannya dan bertanggung jawab terhadap arah kehidupan seseorang. Psikoterapi membuat klien lebih bertanggung jawab dan sadar akan kehidupannya sendiri.

Unsur-unsur Psikoterapi
Menurut Masserman (1948):
-Peran sosial (martabat) psikoterapis
-Hubungan (persekutuan terapeutik)
-Hak
-Retrospeksi
-Re-edukasi
-Rehabilitasi
-Resosialisasi
-Rekapitulasi

Sumber :

Gunarsa, Singgih D. 1996. Konseling dan Psikoterapi. Jakarta : BPK Gunung Mulia

https://books.google.co.id/books?id=mfsgp_zkmWwC&pg=PA521&dq=unsur+unsur+psikoterapi&hl=id&sa=X&ei=NCMMVem8KMHauQTTn4IY&ved=0CBsQ6AEwAA#v=onepage&q=unsur%20unsur%20psikoterapi&f=false